Buat Ibu2 Yg Galak .... #Parenting
Buat ibu2 yg galak (saya trmsk yg kesentil nih)
*Pesan Ibu Elly Risman*
*Senior Psikolog UI, Konsultan Parenting Nasional*
*Inilah pesan untuk para Orangtua 😗
Kalau Anda dititipi anak Presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya ?
Beranikah Anda membentaknya sekali saja ?
Pasti enggak, kan ?
Nah, yang kini menitip bukan Presiden, tapi yang jauh lebih berkuasa dari Presiden, yaitu Allah.
Beranikah Anda membentak, memarahi, mencubit, menyentil, bahkan memukul ?
Jika Anda pernah melakukannya, kira-kira nanti di hari akhir, apa yang Anda jawab saat ditanya Pemiliknya ?
*Jiwa anakmu lebih mahal* dari susu termahal yang ditumpahkannya.
*Jaga lisanmu,* duhai orangtua.
*Jangan pernah* engkau *memarahi* anakmu hanya gara-gara dia menumpahkan susunya atau alasannya yakni dia *melakukan hal* yang menurutmu *salah.*
Anakmu tidak tahu kalau apa yang dia *lakukan yakni kesalahan.*
*Otaknya belum memiliki konsep* itu.
*Jaga Jiwa Anakmu.*
Lihatlah *tatapan mata* anakmu yang *tidak berdosa* itu saat *engkau marah-marah.*
Ia membisu dan mencoba mencerna apa yang engkau katakan.
*Apakah dia mengerti ?*
Mungkin iya, tapi cobalah perhatikan apa yang dia lakukan. *setelah* engkau *pukul dan engkau marahi.*
Anakmu *tetap memelukmu*, masih ingin *engkau belai.*
Bukankah inilah tanda si anak *memaafkanmu ?*
Namun, kalau engkau terus-menerus mengumbar kata-kata kasarmu kepadanya, *otak anakmu akan merekamnya* dan akhirnya, *cadangan ‘maaf’ di otaknya hilang.*
*Apa yang akan terjadi* selanjutnya, duhai orangtua ?
Anakmu akan *tumbuh menjadi anak yang ‘ganas’* dan dia pun akan *membencimu sedikit demi sedikit* sampai *tidak tahan* hidup bersamamu.
*Jiwa anak yang terluka itu akan mendendam.*
Pernahkah engkau *saksikan* bawah umur yang *‘malas’ *merawat orangtuanya saat renta ?*
*Cobalah memahami* apa yang sudah *dilakukan* oleh orangtua itu kepada anak-anaknya saat mereka *masih kecil.*
Orangtua.., anakmu itu *bukan kaset* yang dapat kamu rekam untuk *kata-kata kasarmu.*
Bersabarlah.
*Jagalah kata-katamu* semoga anak hanya tahu bahwa ayah ibunya yakni *contoh yang baik, yang dapat menahan amarahnya.*
Duhai orangtua, engkau niscaya kesal kalau anakmu nakal.
Tapi pernahkan engkau *berpikir* bahwa kenakalannya mungkin yakni *efek rusaknya* jiwa anakmu alasannya yakni *kesalahanmu...*
Kau *pukul & kamu cubit anakmu* hanya alasannya yakni melaksanakan *hal-hal sepele*.
Kau hina dina anakmu hanya alasannya yakni dia *tidak mau melakukan* hal-hal yang engkau *perintahkan.*
Cobalah duduk dan *merenungi* apa saja *yang telah engkau lakukan* kepada anakmu.
Apakah engkau lebih sayang pada susu paling mahal yang tertumpah?
Anakmu niscaya *menyadari* dan tahu saat kemarahan itu *selalu hadir di depan matanya.*
*Jiwanya* pun menjadi memerah bagai bara api.
*Apa yang mungkin terjadi saat jiwa anak sudah terusik ?*
Anak *tidak hormat* pada orangtua.
Anak *menjadi musuh* orangtua.
Anak *menjadi sumber kekesalan* orangtua.
Anak tidak bermimpi hidup bersama dengan orangtua.
*Hal-hal inikah yang engkau inginkan, duhai orangtua ?*
*Ingatlah, jiwa anakmu lebih mahal* dari apa pun termahal yang ada di dunia
*Jaga lisan* dan *perlakukanmu* kepada anakmu.
👶👦👧👶👦👧👶👦👧
Untuk saya dan bapak ibu semua..
Share buat para orang tua...☺🙏
Credits https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10204835742890545&id=1748074758
Sumber http://mobildanmotorbekas.blogspot.com/
*Pesan Ibu Elly Risman*
*Senior Psikolog UI, Konsultan Parenting Nasional*
*Inilah pesan untuk para Orangtua 😗
Kalau Anda dititipi anak Presiden, kira-kira bagaimana mengasuh dan menjaganya ?
Beranikah Anda membentaknya sekali saja ?
Pasti enggak, kan ?
Nah, yang kini menitip bukan Presiden, tapi yang jauh lebih berkuasa dari Presiden, yaitu Allah.
Beranikah Anda membentak, memarahi, mencubit, menyentil, bahkan memukul ?
Jika Anda pernah melakukannya, kira-kira nanti di hari akhir, apa yang Anda jawab saat ditanya Pemiliknya ?
*Jiwa anakmu lebih mahal* dari susu termahal yang ditumpahkannya.
*Jaga lisanmu,* duhai orangtua.
*Jangan pernah* engkau *memarahi* anakmu hanya gara-gara dia menumpahkan susunya atau alasannya yakni dia *melakukan hal* yang menurutmu *salah.*
Anakmu tidak tahu kalau apa yang dia *lakukan yakni kesalahan.*
*Otaknya belum memiliki konsep* itu.
*Jaga Jiwa Anakmu.*
Lihatlah *tatapan mata* anakmu yang *tidak berdosa* itu saat *engkau marah-marah.*
Ia membisu dan mencoba mencerna apa yang engkau katakan.
*Apakah dia mengerti ?*
Mungkin iya, tapi cobalah perhatikan apa yang dia lakukan. *setelah* engkau *pukul dan engkau marahi.*
Anakmu *tetap memelukmu*, masih ingin *engkau belai.*
Bukankah inilah tanda si anak *memaafkanmu ?*
Namun, kalau engkau terus-menerus mengumbar kata-kata kasarmu kepadanya, *otak anakmu akan merekamnya* dan akhirnya, *cadangan ‘maaf’ di otaknya hilang.*
*Apa yang akan terjadi* selanjutnya, duhai orangtua ?
Anakmu akan *tumbuh menjadi anak yang ‘ganas’* dan dia pun akan *membencimu sedikit demi sedikit* sampai *tidak tahan* hidup bersamamu.
*Jiwa anak yang terluka itu akan mendendam.*
Pernahkah engkau *saksikan* bawah umur yang *‘malas’ *merawat orangtuanya saat renta ?*
*Jangan salahkan* anak-anaknya.
*Cobalah memahami* apa yang sudah *dilakukan* oleh orangtua itu kepada anak-anaknya saat mereka *masih kecil.*
Orangtua.., anakmu itu *bukan kaset* yang dapat kamu rekam untuk *kata-kata kasarmu.*
Bersabarlah.
*Jagalah kata-katamu* semoga anak hanya tahu bahwa ayah ibunya yakni *contoh yang baik, yang dapat menahan amarahnya.*
Duhai orangtua, engkau niscaya kesal kalau anakmu nakal.
Tapi pernahkan engkau *berpikir* bahwa kenakalannya mungkin yakni *efek rusaknya* jiwa anakmu alasannya yakni *kesalahanmu...*
Kau *pukul & kamu cubit anakmu* hanya alasannya yakni melaksanakan *hal-hal sepele*.
Kau hina dina anakmu hanya alasannya yakni dia *tidak mau melakukan* hal-hal yang engkau *perintahkan.*
Cobalah duduk dan *merenungi* apa saja *yang telah engkau lakukan* kepada anakmu.
Apakah engkau lebih sayang pada susu paling mahal yang tertumpah?
Anakmu niscaya *menyadari* dan tahu saat kemarahan itu *selalu hadir di depan matanya.*
*Jiwanya* pun menjadi memerah bagai bara api.
*Apa yang mungkin terjadi saat jiwa anak sudah terusik ?*
Anak *tidak hormat* pada orangtua.
Anak *menjadi musuh* orangtua.
Anak *menjadi sumber kekesalan* orangtua.
Anak tidak bermimpi hidup bersama dengan orangtua.
*Hal-hal inikah yang engkau inginkan, duhai orangtua ?*
*Ingatlah, jiwa anakmu lebih mahal* dari apa pun termahal yang ada di dunia
*Jaga lisan* dan *perlakukanmu* kepada anakmu.
👶👦👧👶👦👧👶👦👧
Untuk saya dan bapak ibu semua..
Share buat para orang tua...☺🙏
Credits https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10204835742890545&id=1748074758
Sumber http://mobildanmotorbekas.blogspot.com/