Makna Di Balik Isitilah Tertawalah Sebelum Tertawa Itu Di Larang Milik Warkop Dki
Siapa yang tidak mengenal tiga komedian legendaris Dono, Kasino, dan Indro yang bergabung dalam Warkop DKI telah menghibur rakyat Indonesia dari dulu sampai ketika ini, dengan ciri khas dan kekompakan mereka menciptakan semakin di kenal banyak orang.
Tak jarang juga mereka menyusupkan kiritikan kepada pemerintahan kala itu dalam setiap film, sudah puluhan film komedi Warkop DKI tayang di televisi dan menciptakan semua orang tertawa ketika menontonnya.
Anda niscaya sering mendengar, ada kalimat atau slogan yang sering muncul ketika di selesai film berbunyi : "Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang", ternyata, slogan itu tidak hanya ucapan semata, teteapi ada makna di dalamnya.
Indrojojo Kusumonegoro atau yang di kenal sebagai Indro mengungkapkan slogan tersebut, dalam program "Mata Najwa" yang tayang di Metro TV pada rabu, 19 Oktober ini bertemakan "Politik Jenaka", Najwa Shihab menanyakan eksklusif kepada Indro soal di balik makna slogan tersebut.
"Di pertenghaan 70an kami terbentuk dan semakin hari semakin susah bikin ketawa orang, Ketika kita bikin orang ketawa, kita harus celingak-celinguk, orang yang mau ketawa juga celingak,celinguk," ujar Om Indro
"Dari situ kita pikir, wah kita tertawa ajak bakalan tidak boleh kayaknya, yaudah tertawalah kini sebelum tertawa itu dilarang," sambung IndroIndro juga menceritakan, mereka pernah mendapati pengalaman yang tidak mengenakan ketika ingin tampil di suatu daerah, maklum, ketika itu Warkop DKI sering memasukan kritikan ketika mereka melawak, Saat turun dari pesawat, mereka eksklusif di masukkan kedalam kendaraan beroda empat dan di bawah ke suatu tempat.
"Pernah kami turun dari pesawat dan dibawa ke mobil, eksklusif di bawa ke Skogar untuk di interogasi, kritik, siapa yang akan dikritik, menyerupai itu," ujar IndroIa juga menceritakan cikal bakal isitilah warkop yang sampai kini masih banyak di gunakan.
"Saat itu Warkop DKI anggap negara ini katanya demokratis, tapi di warung kopi itu yang kami anggap paling demokratis" tuturnya.