Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tata Cara Niat Puasa Ramadhan Yang Sesuai Pedoman Rasullallah

Assalamualaikum...
KENEONO – Dikesempatan dibulan puasa ramadhan ini saya akan menyebarkan Tata Cara Niat Puasa Ramadhan yang diajarkan Rasullallah. Bagi sobat yang masih gundah caranya niat puasa dibulan ramadhan yang benar itu bagaimana disini saya share sedikit klarifikasi cara niat puasa ramadhan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Niat yaitu syarat syahnya puasa, jadi suatu ibadah (puasa) tidak akan bernilai ibadah kalau tidak disertai niat yang lapang dada dan sesuai dengan tuntunan Rasullah Shallallahu alaihi wa sallam, sehingga puasa kita tidak medapat akhir pahala dari Allah Subhaanahu wa Ta’aala.


Karna Nabi telah berwasiat dalam haditsnya yang diriwayat oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sobat Beliau Shallallahu alaihi wa sallam, yaitu Umar bin Khaththab radhiyallaahu ‘anhu:

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَىَ

“Sesungguhnya setiap amalan hanya tergantung pada niatnya, dan setiap orang hanya mendapat sesuai dengan apa yang ia niatkan.”

Makara niat yaitu salah satu ukuran amalan apakah diterima atau tidak. Makara ini yaitu perkara yang sering dianggap sepele oleh sebagian dari saudara-saudara kita umat Muslim alasannya yaitu ketidaktahuannya apa, bagaimana dan manfaat dari niat.

Dan seorang Muslim hendaknya berniat dengan sungguh-sungguh dan bertekad untuk berpuasa lapang dada alasannya yaitu Allah Ta’aalaa.

Bagaimana Tata Cara Berniat yang Benar?

Niat letaknya di dalam hati dan tidak dilafazdkan berdasarkan akad para Ulama Fiqih dan Ulama Bahasa. Hal ini sandarkan pada hadits di atas yang bermakna niat (dalam hati) seseorang akan dibalas ibarat apa yang terniat di dalam hatinya.

Dan para Ulama setuju bahwa niat tidak dilafadzkan (diucapkan) sebagaimana sebagian umat Muslimin (terutama yang mengaku bermazhab Syafi’i) yang melafadzkan niat dengan bacaan tertentu yang tidak pernah diajarkan Allah dan rasul-Nya (dalam Al-Qur’an dan Al-Hadits).

Mengenai problem “Niat Dilafadzhkan atau Di Dalam Hati” akan dibahas pada bahasan tersendiri, agar Allah memudahkannya dan menawarkan kebenaran (ilmu-Nya).

Kapan Waktu Berniat Dimulai?

Sebelum masuk memilih kapan sebaiknya mulai berniat untuk puasa Ramadhan, sebaiknya kita nash di bawah ini:

مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ مِنَ اللَّيْلِ فَلاَ صِيَامَ لَهُ

“Siapa yang tidak berniat dari malam hari, maka tidak ada puasa baginya.”

(Diriwayatkan secara marfu’ dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dengan sanad yang lemah. Namun tetap dengan sanad yang shohih dari perkataan Ibunu ‘Umar dan Hafshah radhiyallaahu ‘anhuma, dan isinya memiliki aturan marfu’, yaitu hukumnya sama dengan hadits yang diucapkan pribadi oleh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam.

Dari nash di atas, sanggup diambil pesan yang tersirat dan pelajaran bahwa:


  1. Diwajibkan setiap orang yang hendak berpuasa untuk berniat sejak malam harinya, yaitu sesudah terbenamnya matahari hingga terbitnya fajar.
  2. Kewajiban berniat dari malam hari yaitu umum pada puasa wajib (di bulan Ramadhan) maupun puasa sunnah berdasarkan pendapat yang paling berpengaruh di kalangan para Ulama.
  3. Boleh berniat sekali untuk puasa selama sebulan penuh, tapi sebaiknya niat diperbaharui setiap malam berdasarkan pendapat yang paling kuat.


Makara waktu yang baik (afdhol) dari memulai niat berpuasa yaitu awal malam sesudah terbenamnya matahari setiap malamnya selama bualan ramadhan, karna kita dianjurkan untuk membermalamkan niat. Sehingga jikalau terjadi hal yang di luar kemampuan kita, contohnya tertidur dan tidak sempat sahur dan shalat Shubuh karna terbangun di pagi hari, kita akan lebih merasa hening karan telah berniat dari malam.

Nah dengan sedikit klarifikasi diatas agar bisa bermanfaat untuk sobat semua, dan ibadah puasa kita diterima oleh Allah SWT, Amiiinn...
Sekian dari saya agar artikel kali ini bisa bermanfaat, dan jangan lupa kunjungi terus blog keneono ini untuk mendapat artikel menarik lagi lainnya. Terimakasih...
Wassalamualaikum...