Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Usai Diprotes Penumpang, Maskapai Kompak Turunkan Harga Tiket Pesawat Rute Domestik

Ilustrasi pesawat. Foto: Liputan6
Mediaapakabar.com - Seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) telah menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik semenjak Jumat, 11 Januari 2019.

Seperti diketahui, beberapa maskapai sempat menaikkan harga tiket pesawat kepada para pengguna selama masa libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru) kemarin.

Ketua Umum INACA Ari Ashkara menjelaskan, penurunan harga ini telah diberikan pada beberapa rute penerbangan domestik berkat adanya penurunan biaya kebandaraan dan navigasi dari para stakeholder menyerupai Angkasa Pura 1 (AP 1), AP 2, AirNav dan Pertamina.

"Di tengah kesulitan para maskapai, kami tetap paham dan mengerti akan kebutuhan masyarakat dan kami  memastikan janji memperkuat saluran masyarakat terhadap layanan penerbangan nasional, serta keberlangsungan industri penerbangan nasional tetap terjaga," paparnya di Restoran Batik Kuring, Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Dia menyebutkan, beberapa tarif penerbangan domestik yang telah turun semenjak Jumat kemudian antara lain rute Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Bandung-Denpasar, dan Jakarta-Surabaya.

Melansir Liputan6, Ari menandakan rentang penurunan harga tiket pesawat yang dilakukan tiap maskapai berbeda-beda dan variatif, adalah pada kisaran 20 persen hingga 60 persen.

"Penurunannya bervariatif, sanggup hingga 50 persen dan 6 persen. Yang niscaya di atas 20 persen hingga 60 persen. Kita kembali ke harga normal," terang dia.

Penurunan harga ini, tambahnya, dilakukan untuk menyesuaikan undangan dari masyarakat terhadap tiket pesawat yang mulai kembali normal.

"Mulai Jumat sudah diturunkan untuk 6 rute, dan ini akan terus berlanjut. Kita menyesuaikan demand dan kebutuhan dari masyarakat di masing-masing tempat yang berbeda," ujar dia.

Ramai-ramai Berkunjung ke Luar Negeri

Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Kepulauan Riau (Kepri) khawatir terhadap mahalnya harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik.

Kondisi ini dinilai berbanding terbalik dengan rencana pemerintah meningkatkan kunjungan wisatawan domestik.

Ketua DPD Asita Kepri, Andika Lim mengatakan, mahalnya harga tiket pesawat rute domestik ketimbang tujuan luar negeri antara lain Singapura, Malaysia, Thailand dan negara ASEAN lain sanggup berdampak terhadap kunjungan wisatawan domestik ke luar negeri.

Wisatawan domestik akan mempertimbangkan kunjungan ke luar negeri ketimbang tempat di Indonesia. Apalagi ada rasa pujian sanggup bepergian ke luar negeri.

"Bagaimana aktivitas Pemerintah meningkatkan  wisatawan domestik sanggup tercapai. Jika kebijakan airline tidak dikendalikan, " ujar  Andika di Batam  Centre, menyerupai ditulis Sabtu (12/1/2019).

Oleh sebab itu, berdasarkan beliau maskapai punya tugas penting untuk mendukung aktivitas pemerintah meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik.

Apalagi ada maskapai low cost carrier atau maskapai berbiaya murah yang sanggup berkontribusi untuk meningkatkan jumlah wisatawan domestik dengan sediakan tiket murah. Ia mengharapkan maskapai sanggup mempertimbangkan kembali untuk harga tiket pesawat.

"Kami berharap pihak airline mempertimbangkan kembali. Kalau itu LCC, harus harga low cost carrier, untuk kini itu kurang fair untuk penumpang," kata Andika.

Hal yang terjadi sekarang, justru kontra produktif dengan aktivitas besar Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Dorongan bagi tiap-tiap tempat untuk menghadirkan penerbangan murah untuk wisatawan tidak terlihat nyata. Sebagai perbandingan, untuk penerbangan Batam-Jakarta dengan jadwal penerbangan pada 15 Januari 2019, berada di atas Rp 1 juta.

Sementara penerbangan dari Batam-Kuala Lumpur, Malaysia, di hari yang sama justru lebih murah, tepatnya Rp 767 ribu.

Andika mengatakan, harga tiket pesawat mahal pada Januari 2019 itu sanggup ganggu sasaran Kemenpar untuk menghadirkan 20 juta wisatawan mancanegara (Wisman) dan lebih banyak lagi mobilitas wisatawan domestik di aneka macam daerah.


"Memang untuk wisatawan mancanegara ke Batam tidak sebab kebanyakan mereka memakai Jalur laut, " ujar Andika.