Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Kaji Potensi Pengembangan Budidaya Ikan Sidat

Pemerintah Kabupaten Aceh Barat Daya Kaji Potensi Pengembangan Budidaya Ikan Sidat 

Blang Pidie. 17 November 2017.

Bappeda Kabupaten Aceh Barat Daya mengelar workshop  kajian pengembangan ekonomi desa di aula Bappeda setempat. Pemkab Aceh Barat Daya merencanakan untuk berbagi budidaya ikan sidat atau dalam bahasa Aceh disebut ileah atau kirai. Turut hadir dan membuka program Sekda Abdya, serta para camat, kelompok petani ikan dan LSM lokal.

Untuk mendukung planning tersebut Bappeda telah mengandeng tim hebat dari Universitas Syiah Kuala, ialah Prof. Muchlisin hebat perikanan dan Dr. Zulham hebat ekonomi. Prof. Muchlisin telah mengirimkan tim penelitinya untuk mengkanji potensi glas eels atau larva sidat, hal ini penting guna mendukung budidaya sidat di masa mendatang. Sebagaimana diketahui teknologi pembehihan sidat secara terkontrol belum berhasil dilakukan secara komersil, di Jepang sekalipun belum berhasil, sejauh ini teknologi breeding ikan sidat gres pada tahap uji coba di laboratorium dan belum hemat untuk produksi massal, demikian terang Muchlisin. Oleh sebab itu sumber benih masih sangat bergantung pada alam.

Hasil kajian Prof. Muchlisin dan tim mahsiswanya mengatakan dari 5 sungai yang dijadikan sampel, ada 2 sungai yang terdeteksi glass eels (larva) sidat, ialah Kuala Susoh dan Kuala Pantai Bali. Namun demikian Muchlisin menambahkan sebetulnya sanggup jadi lokasi yang disampling tersebut ada juga potensi benih sidatnya hanya saja waktu sampling yang kurang pas, selain itu juga Abdya punya lebih dari 20 muara sungai yang tentu juga punya potensi glass eels ini, oleh sebab itu perlu dilakukan kajian yang lebih detil dan waktu yang cukup, ungkap Muchlisin.   Aceh khususnya Abdya mempunyai potensi yang sangat baik untuk pengembangan sidat, selain mempunyai potensi terang glass eels yang cukup Abdya juga punya lahan dan sumber air yang sangat baik, terang Muchlisin lebih lanjut. Muchlisin menyarankan biar pengembangan ikan sidat ini perlu diselaraskan dengan konservasi sungai sehingga pasokan benih sidat sanggup terjamin.

Selain bergerak dalam budidaya dan pengolohan, petani ikan juga sanggup memilik segmen budidaya benih, artinya petani ikan hanya memelihara glass eels 3-4 ahad hingga mencapai ukuran elver dan selanjutnya dijual, harga jual glass eels dan elver mencapai 2-3 juta/kg.

Sedangkan Dr. Zulham dalam pemaparannya menjelaskan bahwa untuk pemasaran ikan sidat sejauh ini tidak masalah, selain akan diserap oleh pasar setempat, beberapa perusahaan sidat di Jawa juga akan mau menampungnya ikan sidat dalam kondisi hidup, di pasar lokal sanggup mencapai Rp 140.000/kg sedangkan dalam bentuk olahan sanggup mencapai Rp 400.000/kg. Untuk eksor harganya niscaya lebih tinggi lagi, namun perlu jumlah produksi yang mencukupi tutup beliau.



-----