Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Yayasan Batee Puteeh Gelar Rapat Kerja Konsolidasi Pengembangan Agenda Kerja

Yayasan Batee Puteeh Gelar Rapat Kerja Konsolidasi Pengembangan Program Kerja


Yayasan Batee Puteeh melaksanakan Raker Konsolidasi Program Kerja, pada tanggal 18 November 2017 bertempat di Gedung Serba Guna Kantor Gubernur Aceh. Rapat ini bertujuan untuk mempercepat progran kerja yang telah disusun sebelumnya.

Bapak Alwin Abdullah sebagai Ketua yayasan mengharapkan adanya sinerji antara LSM, pemerintah, dan akademisi untuk membangun Aceh ke depan, tidak berjalan sendiri-sendiri. Yayasan Batee Puteeh mempunyai sumberdaya insan yang mencukupi untuk membantu pemerintah. Selain itu dia juga mengharapkan yayasan sanggup membuat sumber-sumber pendapatan, sehingga sanggup membuat sumberdana abadi, walaupun yayasan ini bersifat nir keuntungan namun unit-unit perjuangan tetap diharapkan untuk mendukung kegiatan kerja, kita jangan membebani pemerintah, tapi membantu dan menjadi solusi bagi banyak sekali duduk kasus yang dihadapi pemerintah dan masyarakat, terang Alwin lebih lanjut.

Beberapa orang anggota yayasan yang berasal dari Akademisi turut diundang untuk memberikan pokok-pokok pikiran menurut bidang keahlian masing-masing, diantaranya, yaitu Prof. Muchlisin yang memberikan perihal peluang budidya ikan air tawar di Aceh dengan fokus pengembangan ikan sidat, ileah. Menurut Muchlisin terdapat 3 jenis ikan sidat di Aceh, yaitu Anguilla bicolor yang dalam Bahasa Aceh dipanggil Kirai, Anguilla marmorata dan Anguilla bangelensis orang Aceh menyebutnya ileh atai nijea. Aceh kaya potensi sumberdaya perikanan air tawar namun sayangnya belum diamnfaatkan dengan baik, terang Muchlisin. Oleh sebab itu Yayasan Batee Puteeh diharapkan menjadi salah satu pioner dalam pengembangannya gotong royong pemerintah dan diharapkan sanggup meningkatkan taraf hidup masyarakat.


Selain bidang perikanan juga dibahas peluang perjuangan dibidang pertanian khususnya tanaman jagung, peluang investasi bidang pariwisata, pertambangan dan energi yang disampaikan oleh Dr. Muhammad Irham. Dalam pemaparannya Irham memberikan bahwa Aceh khususnya pantai barat Aceh kaya akan potensi  keindahan alam yang luar biasa bahkan melebihi Hawaii, Australia dan bali  sehingga sanggup menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal maupun manca negara, namun infrastruktur dan promosi yang belum terpola dengan baik. Oleh sebab itu pemerintah perlu menyiapkan infrastrur yang memadai sehingga wisatawan yang tiba meresa kondusif dan nyaman selama berada di Aceh. Selain itu juga disampaikan rencana kerja dalam bidang advokasi aturan oleh Dr. Yani.