Mendapatkan 'Like' Di Media Umum Kuat Pada Otak Remaja
Sebuah 'like' di uodate status media umum berdampak sama menyerupai menang lotre bagi remaja.
JEMPOL atau "Like" tanda suka di media umum sanggup menjadi prestise bagi sebagian orang. Semakin banyak 'like,' maka yang punya status semakin merasa senang.
Namun, studi terbaru mengungkapkan, pinjaman 'like' di media umum ternyata sanggup memengaruhi fisiologi otak. Penelitian Brain Mapping Center University of California Los Angeles (UCLA) yang dikutip CNN Indonesia membuktikan, sebuah 'like' berdampak sama menyerupai menang lotre bagi remaja.
"Remaja yang unggahannya [lebih banyak] disukai, aktivasi bab otaknya lebih besar dibanding lainnya," kata pemimpin penelitian tersebut, Lauren Sherman.
Bagian otak yang teraktifkan itu sama menyerupai ketika melihat gambar orang yang disukai atau memenangi lotre berhadiah uang.
Penelitian didasarkan pada fenomena betapa dewasa kini kecanduan media sosial. Para peneliti memakai MRI untuk memindai 32 dewasa yang diminta beraktivitas di Instagram.
Saat kegiatan otak mereka dipindai, ditemukan beberapa bab sentra saraf yang aktif ketika ada notifikasi 'like' dari media sosialnya.
Hasil pindai menunjukkan, bab nucleus accumbes yang bertugas merespons rasa penghargaan menjadi aktif ketika dewasa mengetahui ada yang menyukai foto mereka.
Respons otak dewasa terhadap pinjaman 'like' juga dianggap Sherman sebagai bentuk suksesnya penyampaian pesan dalam teladan komunikasi anak masa kini.
Dahulu, sebelum media umum berkembang, keberhasilan penyampaian pesan bersifat kualitatif melalui komunikasi non-verbal. Misalnya, instruksi atau ekspresi wajah.
Tapi kini, dewasa lebih sanggup memahami kesuksesan pesan secara terukur melalui 'like,' 'retweet', atau 'favorite.' Jika dewasa menerima apresiasi-apresiasi itu, artinya pesan telah tersampaikan dengan baik
Maka, untuk membahagiakan kaum muda, jangan pelit memberi jempol atau like kepada status mereka yang memang layak disukai. Anak muda yang bahagai jauh lebik daripada dewasa yang resah 'kan? ***
Sumber https://www.baticmedia.com/
JEMPOL atau "Like" tanda suka di media umum sanggup menjadi prestise bagi sebagian orang. Semakin banyak 'like,' maka yang punya status semakin merasa senang.
Namun, studi terbaru mengungkapkan, pinjaman 'like' di media umum ternyata sanggup memengaruhi fisiologi otak. Penelitian Brain Mapping Center University of California Los Angeles (UCLA) yang dikutip CNN Indonesia membuktikan, sebuah 'like' berdampak sama menyerupai menang lotre bagi remaja.
"Remaja yang unggahannya [lebih banyak] disukai, aktivasi bab otaknya lebih besar dibanding lainnya," kata pemimpin penelitian tersebut, Lauren Sherman.
Bagian otak yang teraktifkan itu sama menyerupai ketika melihat gambar orang yang disukai atau memenangi lotre berhadiah uang.
Penelitian didasarkan pada fenomena betapa dewasa kini kecanduan media sosial. Para peneliti memakai MRI untuk memindai 32 dewasa yang diminta beraktivitas di Instagram.
Saat kegiatan otak mereka dipindai, ditemukan beberapa bab sentra saraf yang aktif ketika ada notifikasi 'like' dari media sosialnya.
Hasil pindai menunjukkan, bab nucleus accumbes yang bertugas merespons rasa penghargaan menjadi aktif ketika dewasa mengetahui ada yang menyukai foto mereka.
Semakin banyak yang suka, semakin aktif pula bab itu. Sensasi itulah yang menciptakan dewasa jadi sering memakai media umum tersebut.
Respons otak dewasa terhadap pinjaman 'like' juga dianggap Sherman sebagai bentuk suksesnya penyampaian pesan dalam teladan komunikasi anak masa kini.
Dahulu, sebelum media umum berkembang, keberhasilan penyampaian pesan bersifat kualitatif melalui komunikasi non-verbal. Misalnya, instruksi atau ekspresi wajah.
Tapi kini, dewasa lebih sanggup memahami kesuksesan pesan secara terukur melalui 'like,' 'retweet', atau 'favorite.' Jika dewasa menerima apresiasi-apresiasi itu, artinya pesan telah tersampaikan dengan baik
Maka, untuk membahagiakan kaum muda, jangan pelit memberi jempol atau like kepada status mereka yang memang layak disukai. Anak muda yang bahagai jauh lebik daripada dewasa yang resah 'kan? ***
Sumber https://www.baticmedia.com/