Video Google Makin Keren Dengan Google Brain
Salah satu kemampuan yang bisa dimanfaatkan ketika mencari video atau konten lain di platform Google menyerupai YouTube, yakni rekomendasi konten yang kian relevan.
Ambil contoh, pengguna seringkali mendengarkan musik favorit di YouTube, dan tab rekomendasi di sebelah kanan niscaya mengatakan playlist dengan genre serupa yang belum pernah didengar sebelumnya.
Lantas, bagaimana cara Google bisa mengatakan rekomendasi yang lebih sesuai dengan minat penggunanya? Usut punya usut, rahasianya ternyata yakni sistem machine learning besutan Google berjulukan Google Brain.
Google Brain sendiri yakni divisi kecerdasan buatan (AI, Artificial Intelligence) yang sudah dipakai pada platform YouTube semenjak 2015.
Jim MacFadden, Technical Lead for YouTube Recomendation mengungkap brain memakai teknik yang dikenal sebagai pembelajaran tanpa pengawasan, yang algoritmanya sanggup menemukan hubungan antara input berbeda yang tidak pernah sanggup ditebak oleh software engineer. Demikian disampaikan pihak Google Indonesia kemarin.
Keunggulan Brain yang dianggap sebagai kunci utama yakni kemampuannya untuk menggeneralisasi. Contoh, ketika menonton video stand-up komedian, rekomendasi YouTube akan lebih akurat menampilkan video serupa. Nah, kemudian Google Brain bisa mencari stand-up pelawak lain yang serupa, tetapi tidak sama persis.
"Google Brain bisa melihat pola yang tidak begitu gampang dilihat sehingga menciptakan sistem rekomendasi YouTube menjadi semakin relevan untuk pengguna YouTube," tulis Google.
Adapun fitur Search dan Discovery yang ada di YouTube, kini mengalami pergeseran fungsi. Perubahan yang dialami mencakup fitur Shift to Mobile, di mana lebih banyak orang tiba ke internet dan punya saluran ke YouTube via perangkat mobile. Dan sekarang, lebih dari 60 persen waktu menonton YouTube berlangsung di smartphone dan tablet.
Selain itu, sekitar empat tahun lalu, beranda YouTube cuma berisi video-video dari subscription. Kini, ia mulai menjadi lebih baik dengan memasukkan rekomendasi yang dipersonalisasi sebagai pemanis dari video dari subscription penggunanya.
"Kami mengerti bawah watchtime lebih baik dari jumlah penayangan, tetapi watchtime bukanlah segalanya. YouTube ingin memperlihatkan lebih banyak lagi video yang sanggup menginspirasi, dan video-video yang menciptakan Anda menikmati waktu di YouTube, yang tentunya menambah nilai lebih dari sekadar watchtime, tetapi juga yang berkesan sehingga kau ingin juga membagikannya ke teman-teman," lanjut Google.
Dengan demikian, Google mengklaim akan terus memuaskan penggunanya dalam menghabiskan waktu di YouTube semoga bisa mendapat sesuatu yang kian relevan dan bermanfaat bagi kehidupan.
Salah satunya yakni memastikan waktu yang dihabiskan (time-spent) sebagai tolak ukur, dan memastikan pengguna mengalami kepuasan dengan time-spent di YouTube.
Sumber https://carabuatkerjaan.blogspot.com/