Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Model Pembelajaran Terpadu Untuk Di Kembangkan Di Sekolah Dasar/Pgsd

Model Pembelajaran Terpadu untuk di kembangkan di SD Model Pembelajaran Terpadu untuk di kembangkan di Sekolah Dasar/PGSD
Model Pembelajaran Terpadu untuk di kembangkan di Sekolah Dasar/PGSD

Pada postingan kali ini guru enjoy akan membagikan pembahasan mengenai Model Pembelajaran Terpadu yang dikembangkan di PGSD atau Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Berikut pembahasannya.


Model Pembelajaran Terpadu PGSD


BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Pembelajaran terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran. Dengan adanya pemaduan itu, siswa akan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa. Bermakna disini menawarkan makna bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan sanggup memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman eksklusif dan konkret yang menghubungkan antar konsep dalam intra mata pelajaran maupun antar mata pelajaran.

Untuk itu guru dituntut harus bisa merancang dan melaksanakan acara pengalaman berguru dengan tepat. Manfaat dari pembelajaran terpadu yaitu banyak topik-topik yang tertuang disetiap mata pelajaran mempunyai keterkaitan konsep yang dipelajari oleh siswa. Sebagai guru, harus cendekia dalam menentukan topik yang sesuai dalam membimbing pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
Model-model pembelajaran terpadu menyerupai apa yang dipakai pada kurikulum PGSD?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami model-model pembelajaran terpadu yang dipakai pada kurikulum PGSD.
2. Sebagai bekal menjadi seorang guru yang professional dengan memahami dan menguasai pembelajaran terpadu yang sesuai dipakai di SD.

BAB II
PEMBAHASAN

Menurut Fogarty dalam bukunya How to Integrate the Curricula , ada 10 macam model pembelajaran terpadu, menyerupai :
1. The connected model (model terhubung)
2. The webbed model (model jaring laba-laba)
3. The integrated model (model integrasi)
4. The nested model (model tersarang)
5. The fragmented model (model fragmen)
6. The sequenced model (model terurut)
7. The shared model (model terbagi)
8. The threaded model (model pasang benang)
9. The immersed model (model terbenam)
10. The networked model (model jaringan)

Menurut Prabowo (2000:3), dari kesepuluh model tersebut, ada 3 model yang dipandang layak untuk dikembangkan dan gampang dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar). Ketiga model itu yaitu the connected model (model terhubung), the webbed model (model jaring laba-laba), dan the integrated model (model integrasi).  Selain itu juga, hanya 3 model tersebut yang dipakai pada kurikulum PGSD.

Model yang sesuai untuk pembelajaran SD yaitu model yang diubahsuaikan oleh kondisi dan situasi ketika itu. Semua model akan berjalan dengan baik dan mulus asalkan cocok dengan kondisi ketika itu. Semua model itu yaitu baik untuk pembelajaran.

A. Model Keterhubungan (Connected)
The Connected Model (Model Terhubung) yaitu dalam setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. Isi mata pelajaran yang dikaitkan, contohnya topik dengan topik, konsep dengan konsep, dan ide-ide yang berhubungan. Kaitan sanggup diadakan secara impulsif atau direncanakan terlebih dahulu sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan efektif. Dalam model connected ini secara sengaja menghubungkan kurikulum di dalam mata pelajaran melebihi dari apa yang diasumsi siswa-siswa yang akan memahami kekerabatan secara otomatis.

Penerapan model keterhubungan dalam pembelajaran misalnya, bidang studi IPA kelas IV SD dengan tema Air dan Pengangkutannya. Dengan konsep antara lain: (1) air merambat melalui celah-celah kecil (gejala fisika); (2) air yang diserap akan diangkut melalui pembuluh kayu ke daun-daun (gejala biologis); dan (3) air dari suatu wadah dialirkan melalui suhu kompor sanggup mengairi beberapa pot bunga (teknologi).

Keuntungan yang diperoleh dalam model connected antara lain sebagai berikut:
1) Adanya kekerabatan antar ide-ide dalam satu mata pelajaran, anak akan memperoleh citra yang lebih terperinci dan luas dari konsep yang dijelaskan dan siswa diberi kesempatan untuk melaksanakan pendalaman, tinjauan, memperbaiki, dan mengasimilasi gagasan secara sedikit demi sedikit dan memudahkan proses transfer ide-ide tersebut dalam memecahkan masalah.
2) Konsep-konsep kunci dikembangkan siswa terus-menerus sehingga terjadi internalisasi.
Adapun kekurangan dalam model ini antara lain sebagi berikut:
1) Model ini belum menawarkan citra yang menyeluruh alasannya yaitu belum menggabungkan bidang-bidang pengembangan/mata pelajaran lain.
2) Guru tidak didorong untuk kerja secara gotong royong di dalam model ini sehingga pelajaran tetap terfokus tanpa merentangkan konsep-konsep dan ide-ide antar bidang studi.

B. Model Jaring Laba-Laba (Webbed)
The Webbed Model (Model Jaring Laba-laba) merupakan salah satu model pembelajaran terpadu yang memakai pendekatan tematik. Menurut Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu menyatakan Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk mengintegrasikan mata pelajaran. Satu tema yang subur dijaring laba-labakan untuk isi kurikulum dan mata pelajaran. Mata pelajaran memakai tema untuk menyidik keseuaian konsep, topik, dan ide-ide. Karakteristik pendekatan tema ini untuk membuatkan kurikulum dimulai dengan satu tema contohnya “transportasi”, “penyelidikan”, dan lain-lain.

Contoh dari penggunaan pembelajaran model ini adalah: siswa dan guru menentukan tema contohnya air, maka guru-guru mata pelajaran sanggup mengajarkan tema air itu ke dalam sub-sub tema contohnya siklus air, kincir angin, air waduk, air sungai, bisnis air dari PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran Matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.

Keuntungan pendekatan jaring laba-laba antara lain:
1) Untuk mengintegrasikan kurikulum yaitu faktor motivasi sebagai hasil bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga sanggup berkembang alasannya yaitu adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa.
2) Model jaring laba-laba relatif gampang dilakukan bagi guru-guru yang belum berpengalaman
3) Model ini mempermudah perencanaan kerja tim sebagai tim antar bidang studi yang bekerja untuk membuatkan suatu tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.
4) Pendekatan tematik menawarkan suatu payung yang terperinci yang sanggup memotivasi siswa
5) Memudahkan sisiwa untuk melihat kegiatan-kegiatan dan ide-ide berbeda yang terkait.

Kelemahan model ini antara lain:
1) Banyak guru sulit menentukan tema.
2) Mereka cenderung menyediakan tema yang dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa.
1) Guru seringkali terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi kurang berkembang.

C. The Integrated Model (Model Integrasi)
The Integrated Model (Model Integrasi) yaitu pembelajaran yang menggabungkan bidang studi dengan cara menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling berafiliasi di dalam beberapa bidang studi. Pendekatan yang dipakai yaitu pendekatan antar bidang studi. Padmono dalam bukunya Pembelajaran Terpadu menyampaikan bahwa model integrated kurikulum menyajikan satu pendekatan penyebrangan mata pelajaran menyerupai dengan model “Shared”. Model integrated memadukan mata pelajaran dengan latar prioritas kurikulum pada tiap penemuan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan sikap-sikap yang tumpang tindih mata pelajaran tersebut.
Contoh dari model keterpaduan/ integrasi yaitu: guru menentukan konsep-konsep, keterampilan dan sikap yang akan diajarkan dalam satu semester dari beberapa bidang studi Bahasa Indonesia, PKn, IPA,  dan IPS.

> Konsep dari Bahasa Indonesia:
a. Mendiskusikan planning kegiatan,
b. Membahas maslah yang dihadapi
> Konsep dari PKn:
a. Tenggang rasa,
b. Percaya diri,
c. Ketertiban, dan
d. Kerajinan

>  Konsep dari IPA:
1. Siswa memahami pengertian, sifat-sifat gaya, serta bisa menerapkan dalam rancang dan membuat karya berupa benda yang sanggup dipakai untuk memudahkan pekerjaan sehari-sehari.

> Konsep dari IPS
1. Siswa mengenal jenis sumber daya insan dan ciri khas kebudayaan Indonesia
Keuntungan dari model ini yaitu:
2. Siswa saling mengaitkan, saling menghubungkan diantara macam-macam bab dari mata pelajaran.
3. Selain itu model ini juga mendorong motivasi murid.
4.Memungkinkan pemahaman antar bidang studi serta menawarkan penghargaan terhadap pengetahuan dan keahlian.

Kelemahannya yaitu:
1. Model ini sulit dilaksanakan secara penuh;
2. Membutuhkan keterampilan tinggi, percaya diri dalam prioritas konsep, keterampilan dan sikap yang menembus secara urut dari mata pelajaran,
3. Membutuhkan model tim hebat pada bidang dan merencanakan dan mengajar bersama.
  
D. The Nested Model (Model Tersarang)
Model Sarang (Nested) yaitu model pembelajaran terpadu yang sasaran utamanya yaitu materi pelajaran yang dikaitkan dengan keterampilan berfikir dan keterampilan mengorganisasi. Artinya memadukan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik serta memadukan keterampilan proses, sikap dan komunikasi. Model ini masih memfokuskan keterpaduan beberapa aspek pada  kemudian dilengkapi dengan aspek keterampilan lain. model ini sanggup dipakai bila guru mempunyai tujuan selain menanamkan konsep suatu materi tetapi juga aspek keterampilan lainnya menjadi suatu kesatuan. Dengan menggabungkan atau merangkaikan kemampuan-kemampuan tertentu pada ketiga cakupan tersebut akan lebih gampang mengintegrasikan konsep-konsep dan sikap melalui acara yang telah terstruktur. Berikut merupakan bagan model pembelajaran nested.

Contoh : pada mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat aspek membaca, menulis, berbicara, menyimak. Keempat aspek tersebut menjadi satu keterpaduan yang menghasilkan ketrampilan berbahasa.

Keunggulan model sarang antara lain : kemampuan siswa lebih diperkaya lagi alasannya yaitu selain memperdalam materi juga aspek keterampilan menyerupai berfikir dan mengorganisasi. Setiap mata pelajaran mempunyai dimensi ganda yang mempunyai kegunaan kelak untuk kehidupan siswa mendatang.

Kelemahan model ini yaitu dalam hal perencanaan, kalau dilakukan secara tergesa-gesa dan kurang cermat maka penggabungan beberapa materi dan aspek keterampilan sanggup mengacaukan contoh pikir siswa. Pada mulanya tujuan utama pengajaran yaitu pemfokusan pada materi, tetapi alhasil bergeser prioritasnya pada keterampilan.

E. The Fragmented Model ( Model Fragmen)
Model Penggalan (Fragmented) yaitu model pembelajaran konvensional (umumnya) yang terpisah secara mata pelajaran. Hal ini dipelajari siswa tanpa menghubungkan kebermaknaan dan keterkaitan antara satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Setiap mata pelajaran diajarkan oleh guru yang berbeda dan mungkin pula ruang yang berbeda. Setiap mata pelajaran mempunyai ranahnya tersendiri dan tidak ada perjuangan untuk mempersatukannya. Setiap mata pelajaran berlangsung terpisah dengan pengorganisasian dan cara mengajar yang berbeda dari setiap guru.

Contoh: dalam satu pelajaran, terdapat materi perambatan cahaya (content), prediksi (thinking skill), dan peta konsep (organizing skill).  Yang merupakan pemaduan aneka macam bentuk penguasaan konsep ketrampilan berpikir, dan ketramplan mengorganisir.

Kelemahan model ini : siswa tidak sanggup mengintegrasikan konsep-konsep yang sama, keterampilan serta sikap yang ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : guru sanggup menyiapkan materi didik sesuai dengan bidang keahliannya dan dengan gampang menentukan ruang lingkup bahasan yang diprioritaskan dalam setiap pengajaran.

F. The Sequenced Model ( Model Terurut)
Model Pengurutan (Sequenced) yaitu model pembelajaran yang topic atau unit yang disusun kembali dan diurutkan sehingga bertepatan pembahasannya satu dengan yang lainnya. Misalnya dua mata pelajaran yang berafiliasi diurutkan sehingga materi pelajaran dari keduanya sanggup diajarkan secara paralel. Dengan mengurutkan urutan topic-topik yang diajarkan, tiap kegiatan akan sanggup saling mengutamakan alasannya yaitu tiap subjek saling mendukung 

Contoh: pada mata pelajaran IPA dan matematika wacana pengukuran. Pelajaran IPA= suhu(Kelvin, derajat, Fahrenheit, Reamur. Pelajaran matematika= cara pengolahan data. Dengan cara penambahan, pengurangan,  pembagian, dan perkalian.

Keunggulan model ini yaitu dalam penyusunan urutan topic, guru mempunyai keleluasaan untuk menentukan sendiri menurut prioritas dan tidak dibatasi oleh apa yang sudah tercantum dalam kurikulum. Sedangkan dari sudut pandang siswa, pengurutan topic yang berafiliasi dari disiplin yang berbeda akan membantu mereka untuk memahami isi dari mata pelajaran tersebut.

Kelemahan model pengurutan antara lain perlu adanya kerjasama antara guru-guru bidang studi biar sanggup mengurutkan materi, sehingga ada kesesuaian antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya.

G. The Shared Model ( Model Terbagi)
Model Irisan (Shared) yaitu model pembelajaran terpadu yang merupakan adonan atau keterpaduan antara dua mata pelajaran yang saling melengkapi dan di dalam perencanaan atau pengajarannya membuat satu focus pada konsep, keterampilan serta sikap. Penggabungan antara konsep pelajaran, keterampilan dan sikap yang saling berafiliasi satu dengan yang lainnya dipayungi dalam satu tema. Model ini berbeda dengan model sarang, dimana tema memayungi dua mata pelajaran, aspek konsep, keterampilan dan sikap menjadi kesatuan yang utuh. Sedangkan pada model sarang, sebuah tema hanya memayungi satu pelajaran saja. Berikut merupakan bagan model pembelajaran shared.

Contoh: menggabungkan 2 mata pelajaran atau lebih dalam satu tema.
Keunggulan model ini antara lain yaitu dalam hal mentransfer konsep secara lebih dalam, siswa menjadi lebih gampang melakukannya. Misalnya dengan alat bantu media film untuk menanamkan konsep dari dua mata pelajaran dalam waktu yang bersamaan.

Kelemahan model ini antara lain yaitu untuk menyususn planning model pembelajaran ini diharapkan kerjasama guru dari mata pelajaran yang berbeda, sehingga perlu waktu ekstra untuk mendiskusikannya.

H. The Threaded Model (Model Pasang Benang)
Model Bergalur (Threaded) yaitu model pembelajaran yang memfokuskan pada metakurikulum yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi subjek. Misalnya untuk melatih keterampilan berfikir (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang merupakan bab dari problem solving. Seperti komponen memprediksi, meramalkan insiden yang sedang berlangsung, mengantisipasi sebuag bacaan, hipotesis laboratorium dan sebagainya. Keterampilan-keterampilan ini merupakan dasar yang saling berkaitan. Keterampilan yang dipakai dalam model ini diubahsuaikan pula dengan perkembangan usia siswa sehingga tidak tumpang tindih. Berikut merupakan bagan model pembelajaran threaded.

Contoh: di suatu mata pelajaran, membutuhkan pemecahan problem dari mata pelajaran lainnya.
Keunggulan model ini antara lain : konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada sikap metakognitif. Model ini membuat siswa sanggup berguru bagaimana seharusnya berguru di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan periode globalisasi. Niali lebih dari model ini yaitu materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superordinat mempunyai kekuatan transfer pada keterampilan hidup.

Kelemahan model ini antara lain : Hubungan isi antar materi pelajaran tidak terlalu ditunjukkan sehingga secara eksplisit sehingga siswa kurang sanggup memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Guru perlu memahami keterampilan dan taktik yang dipakai siswa biar sanggup membuatkan dirinya.

I. The Immersed Model (Model Terbenam)
Model Terbenam (Immersed) yaitu model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini sanggup pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMU dalam bentuk proyek di final semester.

Keunggulan model ini yaitu ; setiap siswa mempunyai ketertarikan mata pelajaran yang berbeda maka secara tidak eksklusif siswa yang lain akan berguru dari siswa lainnya. Mereka terpacu untuk dpat menghubungkan mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya. Mata pelajaran menjadi lebih terfokus dan siswa akan selalu mencari tahu apa yang menjadi pertanyaan baginya, sehingga pengalamannya menjadi lebih luas. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara sedikit demi sedikit dari jenjang SD hingga SMU. Bagi siswa kelas 4 SD model ini sanggup dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang kemudian dipamerkan.

Kelemahan model ini antara lain : siswa yang tidak bahagia membaca akan menerima kesulitan utnuk mengerjakan proyek ini, sehingga siswa menjadi kehilangan minat belajar. Guru perlu waktu untuk mengorganisir semua kegiatan proyek yang dilaksanakan oleh siswa yang tersususn secara baik dan terpola sebelumnya.

J. The Networked Model (Model Jaringan)
Model Jaringan Kerja (Networking) yaitu model pembelajaran berupa kerjasama antara siswa dengan spesialis dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga siswa secara tidak eksklusif mencari tahu dari aneka macam sumber. Sumber sanggup berupa buku bacaan, internet, kanal radio, TV, atau teman, kakak, orangtua atau guru yang dianggap hebat olehnya. Siswa memperluas wawasan belajarnya sendiri artinya siswa termotivasi berguru alasannya yaitu rasa ingin tahunya yang besar dalam dirinya.

Keunggulan model ini : siswa memperluas wawasan pengetahuan pada satu atau dua mata pelajaran secara mendalam dan sempit sararannya. Hal ini umumnya muncul secara tidak sengaja selama proses pembelajaran di kelas sedeng berlangsung.

Kelemahan model ini yaitu : kemnkinan motivasi siswa akan berubah sehingga kedalaman materi pelajaran menjadi dangkal secara tidak sengaja alasannya yaitu menerima kendala dalam mencari sumber.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Belajar merupakan sebuah keharusan bagi insan pada umumnya. Minimal untuk pembelajaran diri sendiri, ketika sebuah proses pembelajaran dimulai. Ada beberapa hal terkait yang harus senantiasa terpadu keberadaannya. Sebagaimana pembelajaran yang dilakukan siswa didik. Keterpaduan beberapa aspek senantiasa menjadi permulaan untuk memulai.

Model pembelajaran terpadu yang dipandang layak untuk dikembangkan dan gampang dilaksanakan pada pendidikan formal (sekolah dasar) yaitu the connected model (model terhubung), the webbed model (model jaring laba-laba), dan the integrated model (model integrasi). Selain itu, ada pula jenis model pembelajaran terpadu yang sanggup dilaksanakan antara lain: (1) The nested model (model tersarang); (2) The fragmented model (model fragmen); (3) The sequenced model (model terurut); (4) The shared model (model terbagi); (5) The threaded model (model pasang benang); (6) The immersed model (model terbenam); dan (7) The networked model (model jaringan). Semua model tersebut di atas baik apabila dipakai sesuai dengan situasi dan kebutuhan serta disertai dengan keprofesionalan guru dalam mengembangkannya.

B. SARAN

Guru yang baik seharusnya selalu berinovasi dalam melaksanakan pembelajaran dengan memakai aneka macam model-model pembelajaran sehingga pembelajaran tidak membosankan dan pesan pembelajaran sanggup tersampaikan dengan baik serta bermakna bagi siswa.

Demikian pembahasan mengenai Model Pembelajaran Terpadu yang dikembangkan di PGSD, semoga bisa bermanfaat khususnya untuk Bapak/Ibu guru dan juga mahasiswa acara studi PGSD. Ikuti terus perkembangan blog ini dan semoga blog ini lebih baik lagi  kedepannya. Terima kasih.



DAFTAR PUSTAKA

- Depdiknas. 1996. Pembelajaran Terpadu D-II PGSD Dan S-2 Pendidikan Dasar. Jakarta: Depdiknas.
- Trianto ,S.pd.,M.pd. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta: prestasi pustaka publisher