Rangkaian Resistor
Rangkaian Resistor Dihubungkan Secara Seri
Tahanan total sama dengan jumlah masing-masing tahanan yang ada dalam rangkaian :
Pada rangkaian serie besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian sama besar pada setiap tahanan
Pada rangkaian serie jumlah tegangan pada masing-masing kendala sama dengan tegangan sumber
U = U1 + U2 +U3
Pada korelasi serie tegangan pada masing-masing kendala berbanding lurus dengan besarnya masing-masing kendala tersebut
U1 = I.R1; U2 = I.R2 U3 = I.R3
Contoh : Pada suatu rangkaian elektronik terdapat rugi tegangan pada sebuah kendala UR = 1,2 V. Arus yang mengalir dalam rangkaian I = 2 mA. Sumber tegangan U = 5 V. Berapakah tahanan depan RV yang dibutuhkan ?
Aturan-Aturan Arus
Besarnya arus listrik sama di setiap titik pada sebuah rangkaian seri Contoh :
Aturan-Aturan Tegangan
Tahanan total sama dengan jumlah masing-masing tahanan yang ada dalam rangkaian :
Pada rangkaian serie besarnya arus yang mengalir dalam rangkaian sama besar pada setiap tahanan
Pada rangkaian serie jumlah tegangan pada masing-masing kendala sama dengan tegangan sumber
U = U1 + U2 +U3
Pada korelasi serie tegangan pada masing-masing kendala berbanding lurus dengan besarnya masing-masing kendala tersebut
U1 = I.R1; U2 = I.R2 U3 = I.R3
Contoh : Pada suatu rangkaian elektronik terdapat rugi tegangan pada sebuah kendala UR = 1,2 V. Arus yang mengalir dalam rangkaian I = 2 mA. Sumber tegangan U = 5 V. Berapakah tahanan depan RV yang dibutuhkan ?
Aturan-Aturan Arus
1. Tiga kawat atau lebih didalam sebuah rangkaian listrik bertemu pada satu titik. Muatan–muatan listrik mustahil berkumpul dan menumpuk menjadi semakin besar pada titik persambungan ini. Muatan-muatan listrik mustahil hilang atau menjadi semakin kecil pada titik persambungan ini.
Arus listrik total yang tiba kesebuah titik persambungan yaitu sama dengan arus listrik total yang meninggalkan titik persambungan tersebut.
Contoh : 2. Didalam sebuah rangkaian seri, tidak terdapat satu titik pun dimana muatan listrik sanggup masuk atau meninggalkan rangkaian
Besarnya arus listrik sama di setiap titik pada sebuah rangkaian seri Contoh :
Aturan-Aturan Tegangan
1. Apabila kita bergerak disepanjang rangkaian listrik dengan mengikuti arah pemikiran arus, kita akan mengetahui bahwa terdapat sebuah jatuh tegangan pada tiap-tiap resistor. Sebaliknya, terdapat sebuah kenaikan tegangan pada tiap-tiap sel listrik yang ada di dalam rangkaian. Besarnya jatuh tegangan pada masing-masing resistor ditentukan oleh Hukum Ohm. Aturan tegangan yang berlaku yaitu :
Jumlah jatuh tegangan dari semua resistor yang ada di dalam sebuah rangkaian seri sama dengan jumlah kenaikan tegangan pada sel-sel listrik di dalam rangkaian.
Contoh :
Diagram di bawah ini memperlihatkan sebuah rangkaian listrik, di mana resistorresistor terhubung secara paralel.
Satu kaki dari masing-masing resistor disambungkan ke terminal kasatmata sel listrik. Kaki lainnya dari tiap-tiap resistor disambungkna ke terminal negatif sel. Hal ini berarti bahwa: Di dalam sebuah rangkaian paralel, terdapat jatuh tegangan yang sama besarnya pada tiap-tiap komponen.
Rangkaian Pembagi Tegangan
Rangkaian semacam ini disebut juga sebagai rangkaian pembagi tegangan (Potensial devider) Masukan ke sebuah rangkaian pembagi tegangan adalah tegangan 𝜈. Tegangan ini menyebabkan arus 𝑖 mengalir melewati kedua resistor.R1 dan R2 Karena kedua resistor terhubung secara seri, arus yang sama besarnya mengalir melewati tiap-tiap resistor (Aturan Arus 2).
Dengan sekali lagi memakai Hukum Ohm, tegangan pada resistor 𝑅2 adalah
Diagram Rangkaian Listrik
Terdapat dua hal yang harus diingat mengenai diagram-diagram rangkaian listrik:
Kita harus menghindarkan terjadinya jatuh tegangan yang terlalu besar, yang disebabkan lantaran resistor beban mendapatkan terlalu banyak arus dari rangkaian pembagi tegangan. Aturan dasarnya yaitu bahwa, arus yang mengalir di dalam rangkaian pembagi tegangan dari terminal kasatmata catu ke terminal 0 V setidaknya harus 10 kali lebih besar dari arus yang melewati beban. Dengan demikian, sebuah jatuh tegangan masih tetap muncul, namun nilainya tidak akan signifikan.
Rangkaian Pembagi Tegangan Variabel
Apabila kita membutuhkan nilai-nilai tegangan output yang bervariasi, maka kita memakai sebuah rangkaian pmbagi tegangan yang dibuat dengan basis sebuah resistor variabel. Nilai-nilai R1 dan R2 akan memilih batas atas dan batas bawah dari tegangan VOUT. Tanpa R1 dan R2. rangkaian pembagi tegangan akan menghasilkan output dalam kisaran 0 V sampai VIN.
Diagram Rangkaian Listrik
Terdapat dua hal yang harus diingat mengenai diagram-diagram rangkaian listrik:
- Simbol sel atau baterai : simbol ini seringkali tidak di gunakan. Melainkan, diagram-diagram pada umumnya hanya memperlihatkan sepasang terminal catu daya. Salah satu terminal, yang diberi label 0V, yaitu terminal negatif catu daya. Sedangkan terminal lainnya diberi label yang sesuai dengan tegangan terminal kasatmata catu daya. Catu daya ini sanggup berupa sebuah el listrik atau baterai, namun biasanya anda akan memakai sebuah PSU meja unuk mendapatkan sumber listrik di dalam lab-lab.
Kita harus menghindarkan terjadinya jatuh tegangan yang terlalu besar, yang disebabkan lantaran resistor beban mendapatkan terlalu banyak arus dari rangkaian pembagi tegangan. Aturan dasarnya yaitu bahwa, arus yang mengalir di dalam rangkaian pembagi tegangan dari terminal kasatmata catu ke terminal 0 V setidaknya harus 10 kali lebih besar dari arus yang melewati beban. Dengan demikian, sebuah jatuh tegangan masih tetap muncul, namun nilainya tidak akan signifikan.
Rangkaian Pembagi Tegangan Variabel