Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Saklar-Saklar Sebagai Sensor

 seringkali dipakai juga sebagai sensor Saklar-saklar Sebagai Sensor
Microswitch, saklar reed mgnetik, dan saklar posisi miring (tilt switch) seringkali dipakai juga sebagai sensor. 

MENGUJI RANGKAIAN PROYEK ANDA 

Tips-tips yang diberikan pada pecahan ini ditujukan untuk membantu anda menguji rangkaian proyek yang telah anda buat namun tidak bekerja dengan baik (atau mati sama sekali). Dalam sebagian besar kasus, kegagalan ini disebabkan oleh: 
  • Hubungan singkat: munculnya sebuah hubungan listrik yang seharusnya tidak ada, atau sebuah. 
  • Rangkaian terbuka: terputusnya sebuah hubungan listrik di dalam rangkaian. 
Hal-hal yang harus diperiksa Lakukan pengecekan terhadap hal-hal di bawah ini:
  • Apakah catu daya telah disambungkan dengan benar? 
  • Apakah tegangan catu daya pada jalur positif benar nilainya? Apabila nilainya lebih rendah dari yang seharusnya, kemungkinan terjadi sebuah hubungan singkat pada salah satu titik di dalam rangkaian anda. Segera putuskan sambungan catu daya. 
  • Apakah terdapat sebuah komponen yabg tertinggal atau belum terpasang? Hal ini juga meliputi kawat sambungan yang tidak ada ditempatnya. Teliti kembali diagram rangkaian yang bersangkutan.
  • Apakah semua komponen telah tersolder pada lubang yang benar? Hal ini terutama sangat penting untuk proyek-proyek yang melibatkan penggunaan papan stripboard. 
  • Apakah komponen-komponen telah terpasang dengan polaritas yang benar? Hal ini berlaku terutama bagi diode-dioda (termasuk LED), kapasitor-kapasitor elektrolisis dan butir-tantalum, transistor, dan IC-IC di dalam socker. 
  • Apakah semua sambungan telah tersolder dengan baik? Periksalah hasilhasil penyolderan anda dengan sebuah beling pembesar. 
  • Apakah pin-pin sebuah IC menjai bengkok saat IC tersebut ditancapkan ke soketnya? Lepaskan IC dari soketnya dan periksalah pin-pinnya. 
Pengecekan Sambungan (Continuity) 

Pastikan bahwa semua titik yang seharusnya saling tersambung, di dalam rangkaian, benar-benar telah tersambung. Gunakanlah  sebuah multimeter, dan aturlah biar multimeter tersebut bekerja pad mode pengeceka sambungan (continuity).  Sebuah  bunyi  ‘blip’  akan  terdengar   apabila kedua probe disentuhkan ke titik-titik yang saling tersambung. Sebagai alternatifnya, gunakanlah sebuah rangkaian pegecek sambungan berbasis LED, yang diperlihatkan pada diagram di pecahan atas kolom berikutnya. Perhatikan untuk selalu memutuskan sambungan catu daya saat anda melaksanakan investigasi sambungan. 

A dan B ialah dua buah probe atau penjepit buaya yang berada di ujung-ujung sebuah kawat sambungan, yang panjangnya sekitar 25cm. LED akan menyala saat terdapat hubungan listrik di antara A dan B. 


Sebagai salah satu contoh, perhatikanlah rangkaian di atas. Kedua probe arus disentuhkan ke titik-titik yang diperlihatkan pada diagram di atas, saat melaksanakan sebuah pengujian sambungan terhadap jalur catu positif. Sentuhkan probe-probe tersebut masing-masing ke terminal input catu positif dan kaki anoda LED. Selanjutnya, periksalah sambungan di antara terminal input catu positif dan kaki R1 pada sisi terminal. Pada rangkaian-rangkaian lainnya, mungkin terdapat sambungan-sambungan lain ke jalur catu positif. Semua titik ini harus diperiksa untuk memastikan sambungan jalur positif catu daya. 

Pada rangkaian di atas, periksalah jalur catu negative dengan cara menyentuhkan salah satu probe ke terminal 0V probe lainnya ke kaki R2 pada sisi terminal, dan kemuudian ke kaki emitor Q1. 

Hubungan Singkat 

Terjadinya hubungan singkat seringkali menjadikan komponenkomponen mengalami pemanasan berlebihan (overheating). Anda sanggup mengetahuinya dari adanya bacin terbakar yag kuat, atau timbulnya asap. Apabila hal ini terjadi, putuskan segera sambungan catu daya dan carilah penyebabnya.

Terjadinya hubungan singkat sanggup diketahui, apabila sebuah pengujian sambungan, menyerupai yang diuraikan di atas, mengindikasikan adanya suatu sambungan yang seharusnya tidak ada. Sebagai contoh, pada rangkaian di bawah ini, seharusnya tidak terdapat sambungan apapun pada jalur yang diduduki oleh R3. Apabila ternyata memang ada, maka sebuah hubungan singkat telah terjadi. Al ini mungkin ditimbulkan oleh timah  solderyang  ‘menjembatani’  kedua  jalur  yang  bersebelahan. 

Terdapatnya sambungan listrik di antara kaki-kaki sebuah perangkat semikonduktor sanggup mengindikasikan bahwa perangkat terebut rusak. 

Pengecekan Tegangan 

Ketika anda menciptakan rangkaian dari sebuah kit (paket rangkaian siappasang), lembar aba-aba yang disertakan seringkali akan memberitahukan anda nilai-nilai tegangan pada titik-titik penting di dalam rangkaian. Apabila lembar aba-aba tidak menginformasikan hal ini, bergotong-royong gampang bagi kita untuk menghitung sendiri nilai-nilai tegangan tersebut. 

 seringkali dipakai juga sebagai sensor Saklar-saklar Sebagai Sensor
Sebagai contoh, pastikan bahwa tegangan basis-emitor dari tiap-tipa BJT yang ada di dalam rangkaian ialah 0,7V. apabila tidak demikian halnya, maka transistor yang bersangkutan mungkin rusak. Tegangan pada LDR harus berubah-ubah sesuai dengan besarnya intensitas cahaya yang jatuh menerpanya. Apabila anda menyentuhnya kedua probe pada salah satu kaki sensor ini, dan melambaikan tangan anda di depannya, tegangan harus jatuh saat bayangan tangan menutupi sensor. 

Pada rangkaian-rangkaian logika, tegangan pada tiap-tiap titik haru mendekati 0V atau mendekati tegangan catu positif. Tegangan yang berada di antara kedua nilai ini biasanya mengindikasikan terjadinya hubungan singkat. Akan tetapi, hal ini juga sanggup megindikasikan keberadaaan tegangan yang berayun bolak-balik di anatara level tinggi dan level rendahnya, dengan perubahan yang terlalu cepat untuk ditangkap oleh multimeter. Apabila anda meragukan adanya tegangan semacam ini, gunakan osiloskop untuk mendeteksi sinyal tersebut. Sebagai alternatifnya, gunakan probe kebijaksanaan yang mempunyai kemampuan untuk menangani sinyal-sinyal yang berubah cepat.

Pelacakan Sinyal 

Rangkaian-rangkaian frekuensi-audio dan radio sanggup diuji dengan cara mengumpankan sebuah sinyal (seperti gelombang sinus dengan frekuensi yang sesuai) ke salah satu titik di dalam rangkaian, dan mencoba mengambilnya kembali melalui salah satu titik lainnya. Apabila sinyal diinjeksikan melalui input rangkaian, kita bisa saja melacak pergerakannya pada aneka macam titik di dalam rangkaian, sampai alhasil muncul pada terminal output. Sinyal ini sanggup dilacak dengan memakai sebuah osiloskop.

Diagram di sebelah kanan mengatakan sebuah pelacak sinyal audio sederhana.  Apabila  sinyal  ‘hilang’  di  salah  satu  titik  di  dalam  rangkaian,   alat pelacak ini sanggup membantu kita memilih lokasi penyebabnya. Prosedur pelacakan sinyal ini berjalan dari belakang ke depan, di mana alat pelacak sinyal terlebih dahulu disambungkan ke output rangkaian. Sebuah sinyal kemudian diumpankan ke input alat pelacak dan masuk ke tahapan final rangkaian. Selanjutnya, dengan melacak mundur pergerakan sinyal, dari tahapan final menuju ke tahapan awal rangkaian, tahapan rangkaian yang bermasalah sanggup ditentukan saat sinyal tidak lagi terdengar.