Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Light Emitting Diode

Light emitting diode (dioda pemancar cahaya), yang lebih dikenal dengan kependekannya yaitu LED, menghasilkan cahaya dikala arus mengalir melewatinya. Pada awalnya LED-LED hanya dibentuk dengan warna merah, namun kini arna-warna jingga, kuning, hijau, biru, dan putih juga tersedia di pasaran. Terdapat pula LED-LED inframerah, yang menghasilkan cahaya inframerah, alih-alih cahaya tampak. 
Sebuah LED yang tipikal mempunyai kemasan berbentuk kubah yang terbuat dari materi plastik, dengan pinggiran yang menonjol (rim) pada bab bawah kubah. Terdapat dua buah kaki terminal di bab bawah kubah. Biasanya, meskipun tidak selalu demikian, kaki katoda lebih pendek dari kaki anoda. 

Cara lain untuk membedakan kaki katoda dengan kaki anoda ialah dengan memperhatikan bab rim (apabila LED yang bersangkutan memang memilikinya). Rim di buat berbentuk datar pada sisi yang berdekatan dengan kaki katoda. 

Sebuah LED membutuhkan arus sekitar 20 mA untuk memancarkan cahaya dengan kecerahan maksimum, meskipun arus sekecil 5 mA pun masih sanggup menghasilkan cahaya yang terang tampak. Jatuh tegangan maju sebuah LED rata-rata ialah 1,5 V, sehingga pasokan tegangan 2 V sanggup menyalakan sebagian besar LED dengan kecerahan maksimum. Dengan level-level tegangan yang lebih tinggi, LED sanggup terbakar apabila tegangan maju yang di berikan melebihi 2 V. kita harus penting untuk menyambungkan resistorpembatas arus secara seri ke sebuah LED. 


Resistor Pembatas Arus 

Nilai tahanan yang sesuai untuk resistor pembatas arus sanggup dihitung dengan cara sebagai berikut. 

 yang lebih dikenal dengan kependekannya yaitu LED Light Emitting Diode
Tegangan sumber yang diberikan ialah 𝑉s  volt. Arus LED yang kita inginkan ialah 𝑖 amp. Asumsikan bahwa jatuh tegangan maju yang akan dihasilkan ialah 2V.

Gunakan resistor dengan nilai tahanan satu langkah di atas kebutuhan ini, yang  terdapat  di  dalam  seri  E24,  yaitu  470  Ω. 


Bentuk dan Ukuran 

LED dipakai sebagai lampu-lampu indikator, misalnya, untuk mengindikasikan bahwa daya listrik ke sebuah perangkat berada dalam keadaan tersambung. LED juga dipakai untuk tampilan-tampilan informatif dan dekoratif. LED dibentuk dalam bermacam-macam bentuk, beberapa di antaranya bulat, persegi, dan segitiga. 

Susunan beberapa buah LED dipakai untuk membentuk sebuah display (tampilan). Bentuk susunan yang paling umum ialah tampilan tujuh-segmen, yang dipakai untuk menampilkan angka-angka dan huruf-huruf secara digital. Satu atau beberapa baris susunan semacam ini sanggup dipakai untuk menampilkan sebuah pesan lengkap. 

LED dibentuk dengan beberapa ukuran tertentu. LED terkecil mempunyai ukuran diameter sekitar 1 mm, dipakai sebagai lampu-lampu indikator pada panel-panel dengan ruang yang relatif sempit. Sebaliknya, LED-LED terbesar (jumbo) mempunyai ukuran diameter sekitar 10 mm dan digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan lampu-lampu peringatan yang harus gampang terlihat. 

LED sangat ideal untuk dipakai sebagai lampu indikator alasannya ialah hanya membutuhkan arus listrik yang relatif sangat kecil dibandingkan dengan lampu-lampu filamen. Hal ini menyebabkan LED sangat cocok untuk dipakai pada perangkat-perangkat yang digerakkan oleh baterai, dimana penggunaan lampu filamen akan segera menghabiskan daya yang tersedia. Juga terdapat fakta bahwa lampu-lampu filamen mempunyai usia pemakaian yang terbatas. Cepat atau lambat, kawat filamen di dalam lampu akan terbakar. Di sisi lain, LED sanggup bertahan untuk tetap digunakan, praktis, selamnya. 

Bias Mundur 

Sebuah LED hanya bisa bertahan tegangan bias mundur sebesar beberapa volt. Sebagian besar LED  sanggup mendapatkan bias mundur sampai 5V, namun biasanya tidak lebih dari itu. Hal ini sangat berbeda dengan kasus dioda pada umumnya, yang sanggup bertahan terhadap bias mundur sampai beberapa ratus volt. 

Karena rangkaian-rangkaian yang melibatkan LED-LED seringkali mempunyai tegangan sumber sebesar 6V atau lebih, maka kita perlu memastikan bahwa lED disambungkan dengan polaritas yang benar di dalam rangkaian. 


Led-Led Dua Warna

LED-LED yang sanggup berubah warna sangat berkhasiat untuk sejumlah aplikasi tertentu. Sebagai contoh, LED sanggup dipakai untuk mengindikasikan  ‘semua  sistem  berjalan  baik’  ketika  warnanya  merah.   Pada sebuah kamera digital, kita sanggup menjumpai sabuah lampu indikator  ‘rekam/putar’  yang  akan  menyala  merah  ketika  kamera  sedang   merekam sesuatu dan menyala hijau dikala sedang memutar suatu rekaman . LED-LED yang sanggup menampilkan dua buah warna disebut sebagai lED dua warna (bicolour). 

Sebuah LED dua warna terdiri dari dua buah LED yang terpisah dengan warna yang berbeda, ditempatkan di dalam satu kemasan yang sama. Terdapat duaa jenis sambungan yang sanggup dipakai untuk menggabungkan kedua LED ini. 

Pada tipe yang memakai tiga buah kaki terminal, kedua LED mempunyai sebuah kaki katoda bersama. Tegangan nyata yang diberikan ke salah satu di antara kedua kaki terminal lainnya dipakai untuk menyalakan LED yang bersangkutan. 

Pada tipe dua kaki terminal, terminl anoda LED yang satu disambungkan ke terminal katoda LED lainnya. LED mana yang akan menyala ditentukan oleh terminal mana yang diberikan teganga positif. Dengan mensaklarkan sambungan daya, kita sanggup menyalakan LED merah dan LED hijau secara bergantian. Apabila hal ini dilakukan dengan kecepatan yang tinggi, LED akan terlihat memancarkan cahaya berwarna kuning.