Dioda
Aturan-aturan Tegangan
- Apabila kita bergerak disepanjang rangkaian listrik dengan mengikuti arah ajaran arus, kita akan mengetahui bahwa terdapat sebuah jatuh tegangan pada tiap-tiap rsistor. Sebaliknya, terdapat sebuah kenaikan tegangan pada tiap-tiap sel listrik yang ada di dalam rangkaian. Besarnya jatuh tegangan pada masing-masing resistor ditentukan oleh Hukum Ohm. Aturan tegangan yang berlaku yaitu : Jumlah jatuh tegangan dari semua resistor yang ada di dalam sebuah rangkaian seri sama dengan jumlah kenaikan tegangan pada sel-sel listrik di dalam rangkaian Contoh Nilai jatuh tegangan pada masing-masing resistor dalam diagram rangkaian di sebelah ini, masing-masing, yaitu 𝜈1, 𝜈2, 𝑑𝑎𝑛 𝜈3. Jumlah ketiga jatuh tegangan ini sama dengan kenaikan tegangan 𝜈T pada sel listrik.
- Diagram di bawah ini mengatakan sebuah rangkaian listrik, di mana resistor-resistor terhubung secara paralel. Satu kaki dari masing-masing resistor disambungkan ke terminal kasatmata sel listrik. Kaki lainnya dari tiap-tiap resistor disambungkna ke terminal negatif sel. Hal iniberarti bahwa: Di dalam sebuah rangkaian paralel, terdapat jatuh tegangan yang sama besarnya pada tiap-tiap komponen.
Rangkaian Pembagi Tegangan
Rangkaian semacam ini disebut juga sebagai rangkaian pembagi potensial (potential divider). Input ke sebuah rangkaian pembagi tegangan yaitu tegangan 𝜈. Tegangan ini menggerakkan arus 𝑖 untuk mengalir melewati kedua resistor. Karena kedua resistor terhubung secara seri, arus yang sama besarnya mengalir melewati tiap-tiap resistor (Aturan Arus 2).
Tahanan efektif dari kedua resistor seri ini yaitu 𝑅1 + 𝑅2. Jatuh tegangan pada gabungann kedua resistor ini yaitu 𝜈IN. Menurut Hukum Ohm, arus yang mengalir yaitu :
Persamaan ini yaitu persamaan untuk mnghitung tegangan output yang dihasilkan oleh sebuah rangkaian pembagi tegangan. Dengan menentukan dua buah resistor dengan nilai tahanan yang sesuai, kita dapat memperoleh nilai tegangan output mana pun di dalam kisaran 0 V sampai 𝜈IN.
Contoh
Diagram Rangkaian Listrik
Terdapat dua hal yang harus diingat mengenai diagram-diagram rangkaian listrik:
- Simbol sel atau baterai : simbol ini seringkali tidak di gunakan. Melainkan, diagram-diagram pada umumnya hanya mengatakan sepasang terminal catu daya. Salah satu terminal, yang diberi label 0V, yaitu terminal negatif catu daya. Sedangkan terminal lainnya diberi label yang sesuai dengan tegangan terminal kasatmata catu daya. Catu daya ini sanggup berupa sebuah el listrik atau baterai, namun biasanya anda akan memakai sebuah PSU meja unuk mendapatkan sumber listrik di dalam lab-lab.
- Simbol Ohm : simbol ini diabaikan. Sebagai penggantinya, kita memakai sebuah notasi yang lebih singkat, yaitu arahan cetak resistor. Tips perancangan Kita harus menghindarkan terjadinya jatuh tegangan yang terlalu besar, yang disebabkan lantaran resistor beban mendapatkan terlalu banyak arus dari rangkaian pembagi tegangan. Aturan dasarnya yaitu bahwa, arus yang mengalir di dalam rangkaian pembagi tegangan dari terminal kasatmata catu ke terminal 0 V setidaknya harus 10 kali lebih besar dari arus yang melewati beban. Dengan demikian, sebuah jatuh tegangan masih tetap muncul, namun nilainya tidak akan signifikan.
Rangkaian Pembagi Tegangan Variabel
Apabila kita membutuhkan nilai-nilai tegangan output yang bervariasi, maka kita memakai sebuah rangkaian pmbagi tegangn yang dibuat dengan basis sebuah resistor variabel.
Nilai-nilai R1 dan R2 akan menentukan batasatas dan batas bawah dari tegangan 𝜐OUT. Tanpa R1 dan R2, rangkaian pembagi tegangan akan menghasilkan output dalam kisaran 0 V sampai 𝜐IN.