Psikologi Perkembangan Remaja
REMAJA
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang meliputi kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Masa remaja ialah suatu periode transisi dalam kehidupan insan yang menjembatani masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Rentang waktu usia remaja biasanya dibedakan atas tiga tahap, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
1. Sifat-sifat Remaja
Perkembangan sifat-sifat dimasa remaja disebabkan oleh faktor biologis, kognitif, dan lingkungan sosial. Perkembangan emosi remaja awal menunjukkan sifat sensitif, reaktif yang kuat, dan temperamental (mudah tersinggung, marah, sedih, dan murung). Sedangkan remaja final sudah mulai bisa mengendalikannya. Biasanya di masa remaja ini korelasi dengan orang bau tanah terwujud dalam bentuk yang berbeda dari sebelumnya, interaksi dengan sobat menjadi lebih akrab, mulai menyukai lawan jenis, eksplorasi seksual, dan bahkan melaksanakan korelasi seksual. Cara berpikir pun menjadi lebih abnormal dan idealistik. Pada tahun 1904 G. Stanley Heil menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa bergejolak yang diwarnai oleh konflik dan perubahan suasana hati (mood) yang disebut sebagai strom and stress atau “badai dan stres”.
2. Perubahan Fisik
Setiap remaja awal akan mengalami proses pubertas. Pubertas yaitu sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat, yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh. Seorang remaja pria ataupun wanita sanggup diketahui sedang mengalami masa pubertas dari gejala kematangan seksual serta penambahan tinggi dan berat badan, meskipun sulit memilih awal dan final dari masa pubertas itu sendiri.
Kematangan Seksual, Tinggi dan Berat Tubuh
Penelitian menemukan perkembangan pubertas pria sebagai berikut: meningkatnya ukuran penis dan testis, munculnya rambut kemaluan, perubahan pada suara, ejakulasi pada ketika mastrubasi atau mimpi basah, dan tumbuhnya rambut di ketiak dan wajah. Sedangkan perubahan fisik pada wanita ialah payudara membesar, rambut kemaluan dan di ketiak muncul, bertambah tinggi, pinggul membesar melebar melebihi pundak dan mengalami menarche (mengalami proses menstruasi untuk pertama kalinya).
Pertambahan berat tubuh remaja wanita cenderung lebih berat daripada remaja laki-laki. Demikian pula, di awal masa remaja, tubuh wanita cenderung sama tinggi bahkan lebih tinggi daripada remaja laki-laki. Namun, nantinya remaja pria akan mengejar ketinggian bahkan melebihi ketinggian remaja perempuan. Growth-spurt pada wanita terjadi dua tahun lebih awal dibandingkan laki-laki. Rata-rata awal dari growth-spurt wanita yaitu 9 tahun dan pria 11 tahun. Rata-rata tingkat puncak perubahan dimasa pubertas terjadi pada usia 11,5 tahun untuk wanita dan 13,5 tahun untuk laki-laki. Selama masa growth-spurt tinggi wanita bertambah 3 inch, sedangkan tinggi pria 4 inch per tahun.
Perubahan Hormonal
Komponen yang mempengaruhi perubahan fisik pada remaja ialah hormon. Hormon yaitu substansi kimiawi yang dikeluarkan kelenjar endokrin dan dibawa keseluruh tubuh melalui pemikiran darah. Tostesteron yaitu hormone yang diasosiasikan dengan perkembangan genital, bertambahnya ketinggian tubuh, dan perubahan bunyi pada laki-laki. Esterogen yaitu hormone yang diasosiasikan dengan perkembangan payudara, uterus, dan kerangka perempuan. Berdasarkan hasil sebuah studi, pada masa pubertas, level testosterone meningkat delapan belas kali lipat pada laki-laki, namun hanya dua kali lipat pada perempuan. Sedangkan, esterogen meningkat delapan kali lipat pada wanita dan hanya dua kali lipat pada pria (Nottelmann dkk., 1987). Kaprikornus testosterone dan esterogen terdapat pada hormone perkembangan pria maupun perempuan, hanya saja jumlah kadarnya yang berbeda dan menjadikannya dominasi.
Waktu dan Variasi dalam Pubertas
Sebagian besar pria mengalami pubertas dimulai dari usia 10 tahun atau paling lambat di usia 13,5 tahun. Akhir masa pubertas paling awal terjadi pada usia 13 tahun atau paling lambat pada usia 17 tahun. Bagi anak perempuan, menarche dikatakan normal kalau muncul pada usia 9 sampai 15 tahun. Precocious puberty yaitu istilah yang dipakai untuk menjelaskan terjadinya pubertas dan perkembangan yang sangat cepat.
Citra Tubuh
Sebuah aspek psikologis niscaya terjadi dan berkaitan dengan perubahan fisik. Pada masa remaja, remaja sangat memerhatikan tubuhnya dan membuatkan gambaran mengenai tubuhnya itu. Terdapat perbedaan gender sehubungan dengan persepsi remaja mengenai tubuhnya. Secara umum, kalau dibandingkan dengan laki-laki, remaja wanita kurang puas dengan tubuhnya dan memilki gambaran tubuh yang lebih negatif selama pubertas sehubungan dengan meningkatnya jumlah lemak, sementara itu remaja pria cenderung menjadi lebih puas ketika melewati masa pubertas sehubungan dengan meningkatnya massa otot.
Mengacu pada pernyataan G. Stanley Hall bahwa masa remaja yaitu masa yang penuh dengan angin puting-beliung dan tekanan jiwa, tentu saja memberi kesan bahwa aneka macam hal negatif yang ada pada masa ini, namun menyanggah hal itu, Daniel Offer, melalui penelitiannya menyatakan setidaknya 73% remaja mengambarkan gambaran tubuh yang sehat, dibandingkan orang berilmu balig cukup akal para remaja lebih menikmati hidup mereka, mereka menyatakan diri mereka sebagai orang yang bisa mengendalikan diri, menghargai kerja dan sekolah juga percaya diri terhadap segala aspek dalam dirinya.(John W. Santrock 2011 : 297)
Otak
Dengan memakai pemindai fMRI, peneliti menemukan bahwa otak remaja mengalami perubahan struktur yang signifikan. Corpus callous, yakni serat-serat penghubung otak kanan dan kiri menebal pada masa remaja, sehingga terjadi proses peningkatan kemampuan remaja dalam mengolah info (Giedd, 2008). Selain itu, prefrontal cortex yang merupakan kawasan pengambilan keputusan, penalaran, kendali diri juga mulai maju berkembang meskipun belum selesai berkembang sampai berilmu balig cukup akal awal.
Seksualitas Remaja
Remaja yaitu masa eksplorasi dan eksperimen seksual, masa fantasi dan realitas seksual, masa mengintergrasikan seksualitas ke dalam identitas seseorang. Remaja mempunyai rasa ingin tahu dan seksualitas yang hampir tidak sanggup dipuaskan. Remaja memikirkan apakah dirinya secara seksual menarik, cara melaksanakan korelasi seks, dan bagaimanakah nasib kehidupan seksualitas mereka.
Sebuah survey nasional mengungkapkan bahwa 63% siswa kelas 12 di Amerika Serikat telah melaksanakan korelasi seksual, dibandingkan dengan 34% siswa kelas 9, dan rata-rata pada usia 20 tahun, para cowok AS telah melaksanakan korelasi seksual (Dworkin & Santelli, 2007). Penelitian terbaru mengindikasikan bahwa 35% siswa Sekolah Menengan Atas di AS aktif secara seksual (Eaton dkk, 2008).