Hubungan Keluarga Dan Mitra Sebaya Dalam Psikologi Perkembangan Remaja
Otonomi dan Attachment
Otonomi merupakan suatu kemandirian akan kemampuan diri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Sedangkan attachment merupakan kelekaatan atau keterikatan seseoraang terhadap orang lain. Mereka yakin bahwa attachment dengan orang renta pada masa remaja sanggup membantu kompetensi sosial dan kesejahteraan sosial remaja, sebagaimana tercermin ciri-ciri ibarat harga diri, pembiasaan emosional, dan kesehatan fisik (Allen, dkk, 1994; Kobak & Cole, dalam siaran pers; Kobak, dkk, 1993; Onishi & Gjende, 1994). Misalnya, remaja yang mempunyai korelasi yang nyaman dengan orang tuanya mempunyai harga diri dan kesejahteraan emosional lebih baik ( Armsden & Greenberg, 1987).
Konflik Orang Tua-Remaja
Masa awal remaja ialah suatu periode dikala konflik orang renta meningkat melampaui tingkat masa bawah umur ( Steinberg, 1993). Peningkatan ini disebabkan oleh sejumlah faktor: perubahan biologis pubertas, perubahan kogitif yang mencakup peningkatan idealisme dan daypikir logis, dan perubahan sosial.
Konflik tersebut biasanya bukan konflik yang parah yang menjadikan dilemma besar, melainkan terjadi lantaran permasalahan sehari hari. Meskipun sebagian remaja mengalami konflik yang tinggi degan orangtua yang sering dikaitkan dengan hal hal negatif, namun sebetulnya dengan adanya konflik ini bisa berdampak positif, orangtua bisa melaksanakan perundingan dengan anak sehingga sanggup meningkatkan korelasi orangtua dan anak, selain itu konflik juga bisa membantu anak dalam meningkatkan kemandirian dan identitas,serta membantu anak melewati masa transisi menuju usia dewasa.
Teman – Teman Sebaya
Pada kebanyakan anak, menjadi terkenal diantara sobat sebaya mereka yakni motivator yang sangat kuat. Bagimanapun remaja lebih menentukan untuk mempunyai pertemanan yang lebih intens dengan sejumlah anak sebayanya. Dalam usia remaja, individu cenderung lebih mempercayai sobat daripada orangtuanya, bahkan akan ada suatu keadaan dimana remaja memusuhi orangtuanya lantaran membela temannya.
Menurut Harry Stack Sullivan, sobat menjadi sangat penting dalam memenuhi kebutuhan sosial remaja. Secara khusus Sullivan beropini bahwa kebutuhan akan keintiman semakin intensif selama masa remaja awal, memotivasi remaja untuk mencari sobat dekat, bila remaja gagal menjalin pertemanan dekat, mereka mengalami kesepian dan rasa penghargaannya terhadap diri akan berkurang.
Tekanan Teman Sebaya dan Tuntutan Konformitas
Myers (1999), Konformitas merupakan perubahan sikap sebagai tanggapan dari tekanan kelompok, terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamankan perilakunya dengan kelompok teladan sehingga sanggup terhindar dari celaan maupun keterasingan. Konformitas dengan tekanan teman-teman sebaya pada masa remaja dapt berifat konkret dan negatif ( Camarena, 1991; Foster-Clark & Blyth, 1991; Pearl, Bryan, & Herzog, 1990; Wall, 1993). Identitas kelompok seringkali mengarahkan identitas pribadi.
Dalam suatu penelitian, enam struktur kelompok sobat sebaya ditemukan : murid yang terkenal (populars), murid tidak terkenal ( unpopulers), murid yang gemar berolahraga (jocks) murid yang cerdas ( brains), murid pengguna obat-obatan (drugies) dan murid biasa ( average) (Brown & Mounts, 1989).
Berkencan
Berkencan mengandung suatu makna suplemen selama masa remaja ( Connolly & Johnson, 1993; Dowdy & Howard, 1993). Berkencan bagi remaja ialah suatu konteks di mana harapan-harapan tugas berkaitan dengan gender meningkat. Laki-laki mencicipi tekanan untuk tampil secara “maskulin” dan wanita mencicipi tekanan untuk tampil secara “feminim”. Khususnya pada awal masa remaja, dikala perubahan-perubahan pubertas terjadi, remaja pria ingin memperlihatkan bahwa ia mungkin yakni pria yang terbaik, dan remaja wanita ingi memperlihatkan bahwa ia mungkin yakni wanita yang terbaik.
Skenario berkencan (dating scrips) ialah model-model kognitif yang dipakai oleh remaja untuk memandu dan mengevaluasi interaksi berkencan. Skenario kaum pria mencangkup memprakarsi kencan (meminta dan merencanakannya), mengendalikan bidang umum (mengendarai dan membuka pintu), dan memprakarsai interaksi seksual (melakukan kontak fisik, merayu, dan mencium). Skenario kaum wanita berfokus pada bidang langsung (memperhatikan penampilan, menikmati kencan), berpartisipasi dalam struktur kencan yang diberikan oleh kaum pria (dijemput, dibukakan pintu), dan menanggapi gerakan seksual kaum laki-laki. Perbedaan –perbedaan gender ini memperlihatkan kaum pria kekuasaan yang lebih besar pada tahap permulaan suatu korelasi (McCormick & Jessor, 1983).
Masalah-Masalah Dan Gangguan-Gangguan Remaja
Kenakalan Remaja
Yang dimaksud kenakalan remaja yakni dikala seorang remaja melanggar aturan atau terlibat dalam prilaku yang dianggap ilegal atau tidak sesuai dengan norma dan aturan dalam masyarakat. Kenakalan remaja bisa disebabkan oleh :
• Pola didik yang tidak sesuai
• Lingkungan sobat sebaya
• Faktor kognitif ibarat rendahnya kontrol diri dan kurangnya intelegensi
• Label dari masyarakat.
Obat-obat Terlarang
Tahun 1960-an dan 1970-an merupakan masa meningkatnya secara tajam penggunaan obat-obatan terlarang. Selama pergolakan sosial dan politik pada tahun-tahun tersebut, banyak anak muda beralih ke ganja (marijuana), obat peransang (stimulants), dan obat-obat penenang (hallucinogens). Meningkatnya konsumsi alkohol juga ditemukan (Robinson & Greene, 1988).
Pada survei terakhir (1993), tampak bahwa tidak terjadi tren penurunan penggunaan obat-obatan terlarang di awal tahun-tahun pertama 1990-an. Pada tahun 1993, remaja memperlihatkan kenaikan tajam dalam penggunaan ganja, serta peningkatan dalam penggunaan obat-obatan terlarang. Peningkatan merokok juga terjadi (Johnston, O’Marlley, & Bachman, 1994).